Rumah Sakit Darurat Covid-19 RSDC Wisma Atlet Resmi Tutup

Rumah Sakit Darurat Covid-19 RSDC Wisma Atlet Resmi Tutup

Rumah sakit darurat Covid-19 RSDC Wisma Atlet akhirnya ditutup pada 31 Maret 2023. Rumah sakit yang berlokasi di Kemayoran Jakarta ini pernah merawat sekitar 132.000 pasien Covid-19. Jumlah tersebut adalah total pasien yang menjalani isolasi mandiri maupun dirawat di ruang perawatan.

Penutupan tersebut menunjukkan bahwa pengendalian Covid-19 semakin membaik di Indonesia. Jumlah kasus atau masyarakat yang terinfeksi virus pun dianggap terus mengalami penurunan. Kabar baik ini tentu tidak terlepas dari kesadaran masyarakat untuk selalu mengikuti protokol kesehatan.

Menurut Koordinator Wisma Atlet, Guntoro, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat selama periode Maret 2022 hingga Desember 2022 sekitar 132.586. Selain tenaga medis, pelayanan kepada pasien dilakukan oleh para relawan yang berasal dari berbagai profesi dan daerah.

Jumlah relawan di Wisma Atlet ada 214 orang. 155 diantaranya merupakan tenaga medis, adapun sisanya adalah tenaga non medis. Untuk keseluruhan tenaga medis dan relawan berjumlah sekitar 16.000 orang, baik dokter umum, dokter spesialis, perawat, serta tenaga medis lainnya.

Pengendalian Covid-19 di Indonesia Terus Membaik

Pengendalian Covid-19 di Indonesia Terus Membaik

Penutupan Wisma Atlet dilakukan karena pengendalian Covid-19 terus membaik setiap harinya. Informasi tersebut diungkapkan oleh Siti Nadia Tarmizi sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Ia menambahkan bahwa kondisi seperti ini tidak akan tercapai tanpa dukungan masyarakat yang selalu taat terhadap protokol kesehatan. Sejak awal pandemi, pemerintah memberikan aturan tegas untuk menjaga jarak, mencuci tangan, serta memakai masker saat berada di tempat umum.

Tidak hanya itu, pemerintah dan masyarakat juga mengubah aktivitas yang dulunya harus di luar rumah, menjadi serba Work From Home (WFH). Para pekerja bisa menjalankan tugasnya melalui media internet atau aplikasi tertentu untuk rapat maupun kegiatan kantor lainnya.

Bagi para pelajar, sekolah mereka juga ditutup selama pandemi Covid-19. Pelaksanaan sistem pembelajaran dilakukan secara daring menggunakan jaringan internet. Guru serta siswa bisa dapat mengikuti pembelajaran seperti biasanya tanpa harus bertatap muka secara langsung.

Pasien yang Dirawat Sudah 0

Pasien yang Dirawat Sudah 0

Sejak Kamis, 29 Desember 2022, pasien Covid-19 yang dirawat di Wisma Atlet sudah tidak ada (nol). Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Mintoro Sumego. Oleh karena itu, pada hari Sabtu, 31 Desember 2022 dilakukan penutupan secara bertahap.

Meskipun demikian, Tower 6 Wisma Atlet tetap disiapkan untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19. Pemilihan tower tersebut disebabkan karena aksesnya yang paling mudah saat penjemputan pasien untuk masuk ke Wisma Atlet.

Sebelumnya, pada 15 September 2020 sempat banyak video beredar yang memperlihatkan antrian ambulans yang akan masuk di rumah sakit darurat Covid-19. Namun, yang terjadi saat itu adalah hanya ada satu pintu yang digunakan sehingga antrian terlihat sangat panjang.

Untuk mengantisipasi hal yang sama terjadi kembali, pihak Wisma Atlet akhirnya memutuskan untuk memilih tower 6. Fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh tower ini juga sangat memadai.

Mulai dari 30 ruang tidur dan ruang Intensive Care Unit (ICU), Unit Gawat Darurat (UGD), serta Intermediate Care Unit. Selain itu, tower 6 juga dilengkapi dengan High Care Unit yang terdiri dari 97 tempat tidur.

Tangis Relawan Saat Wisma Atlet Ditutup

Tangis Relawan Saat Wisma Atlet Ditutup

Acara penutupan Wisma Atlet ditutup dengan momen bersalaman antara para petugas gabungan serta relawan yang bertugas untuk penanganan pasien Covid-19. Saat momen salaman berlangsung, mereka mengucapkan salam perpisahan serta terima kasih seiring tugasnya berakhir.

Jika dulunya mereka mengatakan bahwa pantang pulang sebelum virus Corona tumbang, maka saat ini justru berubah menjadi ayo pulang karena Corona sudah berhasil tumbang. Selanjutnya, para relawan akan kembali bertugas ke tempat atau daerah masing-masing.

Mereka yang berasal dari berbagai instansi dan daerah seperti pegawai negeri, Polri, dan TNI akan kembali ke kesatuannya. Sementara itu, bagi relawan yang tidak terikat dengan instansi manapun akan kembali ke rumah masing-masing. Ada yang dari Yogyakarta, Surabaya, hingga Makassar.

Perjuangan para relawan berlangsung sekitar 3 tahun. Selama Wisma Atlet beroperasi, mereka telah menyumbangkan banyak tenaga, pikiran, bahkan jiwanya. Acara pelepasan diadakan sebagai ajang pemberian penghargaan serta penghormatan para pahlawan seperti mereka.

Terima Kasih Kepada Seluruh Pihak

Terima Kasih Kepada Seluruh Pihak

Koordinator Wisma Atlet tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan Covid-19. Mulai dari organisasi, instansi, lembaga swasta hingga profesi yang selalu mendukung penuh kegiatan operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Khusus untuk para nakes yang sudah berjuang, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya. Dedikasi mereka yang sudah berjuang merawat pasien Covid-19 sangat besar dan tidak ternilai harganya.

Selain itu, kerjasama antara semua pihak termasuk relawan yang telah mendedikasikan fisik dan mentalnya sangat berarti. Tanpa adanya kekompakan dan komitmen yang tinggi dari masing-masing pihak, bangkit dari pandemi seperti saat ini akan sulit untuk terjadi.

Rencana Alih Fungsi Wisma Atlet

Rencana Alih Fungsi Wisma Atlet

Setelah penutupan rumah sakit darurat Covid-19, Wisma Atlet rencananya akan dikembalikan ke fungsi awalnya. Namun, terdapat banyak isu yang beredar terkait pengalihan fungsi rumah sakit tersebut yang hingga saat ini belum mendapatkan kepastian.

Penanggung Jawab Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono pernah mengungkapkan usulan Komisi D DPRD agar Wisma Atlet sebaiknya dipegang oleh Pemprov DKI Jakarta. Ia menjelaskan bahwa rumah sakit darurat tersebut adalah milik Sekretariat Negara (Setneg).

Oleh karena itu, Heru akan mengikuti kebijakan yang nantinya dibuat oleh pemerintah pusat. Wisma Atlet memang dapat digunakan sebagai fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Akan tetapi, fungsi lainnya harus dibahas dengan Kementerian PUPR atau Kemensetneg.

Dalam hal ini, lahan yang ditempati oleh Wisma Atlet adalah milik Sekretariat Negara sedangkan yang membangun adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sebelum digunakan sebagai rumah sakit darurat, bangunan tersebut dikelola oleh Kementerian PUPR.

Usulan Alih Fungsi dari Komisi D DPRD DKI Jakarta

Usulan Alih Fungsi dari Komisi D DPRD DKI Jakarta

Ida Mahmudah, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, memberikan usul agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang akan mengelola Wisma Atlet. Ia berencana agar bangunan tersebut diubah menjadi rumah sakit dan rumah susun sederhana sewa (rusunawa).

Politisi dari PDIP tersebut mengungkapkan bahwa wacana alih fungsi Wisma Atlet Kemayoran sudah ada sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Akan tetapi, tidak jadi untuk direalisasikan karena digunakan sebagai tempat perawatan pasien yang membludak saat itu.

Untuk pembangunannya, rusunawa akan dibuat di bagian atas dan rumah sakit di bagian bawah. Berdasarkan kebutuhan saat ini, rumah sakit anak menjadi saran untuk alih fungsi tersebut. Meskipun demikian, semuanya masih berupa usulan yang belum mendapatkan persetujuan.

Setelah beroperasi selama kurang lebih 3 tahun, akhirnya rumah sakit darurat Covid-19 RSDC Wisma Atlet resmi ditutup. Penutupan ini dilakukan pada 31 Maret 2023 yang diakhiri dengan momen bersalaman antara seluruh petugas yang telah terlibat dalam penanganan Covid-19.