Kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 sangat mengecewakan banyak pihak. Ini dikarenakan persiapannya yang sudah dilakukan jauh-jauh hari dengan menghabiskan anggaran besar. Para pemain juga sudah berusaha dengan keras untuk ikut serta di ajang ini.
Piala Dunia kategori U20 ini adalah turnamen sepak bola internasional yang diikuti oleh tim-tim nasional yang beranggotakan pemain berusia di bawah 20 tahun. Turnamen ini diadakan setiap dua tahun sekali oleh FIFA, federasi sepak bola dunia. Turnamen ini merupakan ajang bagi para pemain muda untuk menunjukkan bakat dan potensi mereka di kancah dunia.
Alasan Pembatalan Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia
Indonesia sebelumnya telah terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 setelah mengalahkan beberapa negara lain dalam proses bidding. Indonesia berencana untuk menyelenggarakan turnamen ini di 10 kota dengan 10 stadion yang telah direnovasi dan ditingkatkan fasilitasnya.
Namun, pada akhirnya FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah setelah menemukan masalah dalam persiapan turnamen tersebut. Beberapa masalah yang ditemukan antara lain adalah kurangnya dukungan pemerintah dan masyarakat, serta situasi politik dan sosial yang tidak kondusif di Indonesia.
Keputusan ini tentu saja sangat mengecewakan bagi para pemain Timnas U20 Indonesia yang telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk mempersiapkan diri mereka untuk turnamen ini. Mereka telah meninggalkan keluarga dan sekolah mereka selama beberapa tahun terakhir untuk fokus pada persiapan mereka.
Para pemain Timnas U20 Indonesia merasa sangat kecewa gagal main di pentas Piala Dunia U-20 dan berduka atas terjadinya carut-marut di Indonesia, yang akhirnya membuat FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah. Mereka bahkan memasang pita hitam di lengan sebagai tanda duka.
Ekspresi Kekecewaan Pemain
Para punggawa Timnas Indonesia U-20 menyampaikan kekecewaannya di akun sosial media mereka. Kegagalan ini tentu saja membuat para pemain tersebut merasa sedih.
Mereka telah berlatih keras dan bermimpi untuk bermain di ajang bergengsi tersebut. Berikut adalah ekspresi kekecewaan dari beberapa pemain timnas U-20:
- Daffa Fasya, kiper: “Sudah mencium aroma kegagalan sejak FIFA batalkan drawing Piala Dunia U-20 2023. Kami sudah siap mental dan fisik untuk menghadapi tim-tim kuat di Piala Dunia U-20 2023. Tapi apa daya, kami harus menerima kenyataan pahit ini.”
- Rabbani Tasnim Siddiq, bek: “Kami sangat menyesal dan berharap ada solusi dari FIFA agar kami bisa tetap bermain di Piala Dunia U-20 2023. Kami tidak mau sia-siakan kesempatan emas ini. Kami ingin membuktikan bahwa kami bisa bersaing dengan tim-tim terbaik dunia.”
- Robi Darwis, gelandang: “Kami merasa dikhianati oleh negara sendiri. Kami sudah berkorban banyak hal untuk timnas U-20. Kami rela meninggalkan keluarga, sekolah, dan teman-teman demi membela Indonesia. Tapi ternyata kami tidak dihargai dan didukung oleh pemerintah dan masyarakat.”
Prestasi Timnas U20 di Piala Dunia
Timnas Indonesia U-20 memiliki sejarah yang cukup panjang dalam sepak bola dunia. Tim ini pernah lolos ke Piala Dunia U20 sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1979, 1991, dan 1993. Namun, prestasi terbaik tim ini hanyalah mencapai babak 16 besar pada tahun 1979.
Timnas U20 juga pernah meraih juara Piala AFF U19 sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 2013 dan 2019. Selain itu, tim ini juga pernah meraih medali perunggu pada SEA Games 2019.
Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?
Kegagalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pastinya mengecewakan semua pecinta bola di tanah air. Jika ditanya siapa yang harus bertanggung jawab ada beberapa pihak yaitu berikut ini:
1. Pemerintah
Pemerintah Indonesia, menjadi pihak pertama yang harus bertanggung jawab atas kegagalan ini. Sebagai penyelenggara yang tidak bisa menjamin keamanan dan kenyamanan bagi semua tim peserta, terutama Israel yang mendapat penolakan dari berbagai elemen masyarakat.
2. Gubernur Bali dan Jawa Tengah
Gubernur Jawa tengah dan Bali juga menjadi salah satu faktor yang membuat Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. Sebagai pejabat publik yang secara terang-terangan menolak kehadiran timnas Israel di wilayahnya dan memicu protes dari berbagai ormas dan partai politik.
3. Partai Politik dan Ormas
Ormas dan partai politik menjadi faktor lainnya yang membuat Indonesia Hilang kesempatannya untuk tampil di piala dunia. kelompok masyarakat ini melakukan aksi penolakan terhadap Israel dengan alasan politik dan agama, tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi sepak bola Indonesia.
Harus Bangkit
Meskipun keputusan ini sangat mengecewakan bagi para pemain Timnas U-20 Indonesia, mereka tetap harus bangkit dan melanjutkan perjuangan mereka. Mereka harus terus bekerja keras dan berlatih agar bisa menjadi lebih baik lagi di masa depan.
Kegagalan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 tentu saja merupakan pukulan besar bagi sepak bola Indonesia. Namun, kita harus tetap optimis dan terus bekerja keras agar bisa bangkit kembali dan meraih kesuksesan di masa depan.