Maret tahun 2023 menjadi bulan yang sangat menghebohkan dunia persepakbolaan, khususnya sepak bola Eropa. Julian Nagelsmann dikabarkan dipecat dan Thomas Tuchel menjadi pelatih Bayern yang baru. Kenapa Nagelsmann bisa dipecat meskipun sedang melatih dengan baik?
Lalu, apa kemungkinan taktik yang akan digunakan oleh Thomas Tuchel di FC Bayern Munchen? Simak informasinya berikut ini:
Thomas Tuchel Menjadi Pelatih Bayern
Secara tiba-tiba dunia sepak bola dikejutkan dengan kabar diangkatnya Thomas Tuchel menjadi manager dari FC Bayern Munchen. Kabar ini diungkapkan oleh Fabrizio Romano pada hari Jumat, 24 Maret 2023.
Informasi ini juga membawa kabar lain bahwa Julian Nagelsmann dari jabatannya sebagai manager dari The Bavarian. Kabar ini berlangsung sangat cepat, yang hanya memakan waktu beberapa jam saja setelah adanya desas desus bahwa petinggi Bayern sedang menghubungi Tuchel.
Ia pun menerima kontrak berdurasi 2,5 tahun tersebut, yaitu hingga bulan Juni 2025. Pada jumpa pers yang diadakan pada tanggal 25 Maret 2023, Tuchel menerima tawaran tersebut karena Bayern memiliki DNA pemenang.
Ia merasa sangat terhormat dan tidak butuh waktu lama baginya untuk mengambil kesempatan ini. Meskipun kontraknya hanya berusia 2,5 tahun saja, namun Tuchel menganggapnya bukan merupakan sebuah masalah.
Menurutnya, jika pada masa kontrak tersebut kepelatihannya berjalan dengan lancar, maka Ia akan berdiskusi untuk menambah durasi ketika masa kontrak akan habis.
Namun, jika para petinggi Bayern merasa kurang nyaman dengan apa yang dihasilkannya, maka hal tersebut tidak akan terjadi. Thomas Tuchel berkeinginan untuk membayar kepercayaan dari para petinggi Munchen.
Menurut direktur olahraga Bayern, Hasan Salihamidžić, saat ini tidak terdapat banyak opsi pelatih top dan mereka berani mengambil kesempatan berhubung Tuchel sedang tersedia.
Julian Nagelsmann Dipecat Ketika Sedang Liburan
Ketika pemecatan terjadi dan Tuchel menjadi pelatih Bayern, Julian Nagelsmann tidak tahu apa-apa. Waktu itu, Ia sedang menikmati liburannya dengan bermain ski bersama kekasihnya. Ia bahkan baru tahu kabar tersebut ketika ada seorang wartawan di lokasi ski yang memberikan kabar.
Tidak hanya Nagelsmann, seluruh pemain dari FC Bayern Munchen juga terkejut dengan adanya kabar tersebut. Mereka semua mengetahui informasi ini bukan dari petinggi klub secara langsung, namun dari berbagai informasi yang beredar di media.
Nagelsmann terkejut dengan kabar tersebut dan langsung mendatangi markas Bayern keesokan harinya. Diketahui ada dua alasan dari pemecatannya, yaitu masalah dari dalam internal tim dan perjuangan Bayern untuk menjadi pemuncak klasemen.
Nagelsmann dikabarkan sedang tidak akur dengan pemain senior Bayern, yaitu Manuel Neuer. Hal tersbeut disebabkan karena Ia memecat pelatih penjaga gawang, Toni Tapalovic, tanpa sebuah alasan yang jelas. Pelatih ini merupakan pelatih penjaga gawang yang cukup senior di Munchen.
Tentu saja, pemecatan tersebut membuat Neuer emosi terhadap Nagelsmann. Masalah kedua adalah kekalahan dari Bayern Leverkusen pada Minggu, 19 Maret lalu. Kekalahan tersebut membuat Bayern Munchen harus turun ke peringkat dua klasemen di bawah Borussia Dortmund.
Masalah lainnya, yaitu produktivitas gol Bayern menurun di musim ini dan angka kebobolannya cenderung meningkat jika dibandingkan dengan musim sebelumnya.
Raihan Nagelsmann Bersama Munchen
Sebelum memutuskan untuk menjadi seorang pelatih, Julian Nagelsmann sebelumnya adalah seorang pemain sepak bola profesional. Terakhir, Ia bermain untuk FC Augsburg II dan memutuskan untuk pensiun pada tanggal 1 Januari 2008.
Ia kemudian bekerja sebagai scout bagi tim sepak bola Augsburg muda sekaligus mengambil pendidikan kepelatihan. Karirnya berkembang pesat ketika menjadi asisten pelatih di TSG Hoffenheim.
Dimulai dari menjadi asisten manager TSG Hoffenheim U-17 pada tahun 2010, hingga menjadi pelatih kepala dari tim utama pada tahun 2016. Nagelsmann pernah memenangkan piala Bundesliga U-19 saat menjadi pelatih kepala TSG Hoffenheim U-19 pada musim 2013/2014.
Pengalamannya membuat Nagelsmann dipercaya untuk menjadi pelatih utama di RB Leipzig. Tim yang tengah naik daun tersebut menggunakan jasa Nagelsmann pada tahun 2019 hinnga 2021. Selama 2 tahun bersama RB Leipzig, Ia memperoleh poin sebesar 1,94 per pertandingan.
Torehan tersebut membuatnya direkrut oleh Bayern Munchen yang memberinya kontrak selama 5 tahun. Waktu Julian Nagelsmann direkrut oleh Bayern, Ia masih berumur 29 tahun dan memiliki potensi masa depan yang menjanjikan.
Bersama tim barunya ini, Ia memperoleh piala Bundesliga dan Super Cup Jerman pada tahun pertamanya. Di tahun keduanya, Ia sekali lagi mendapatkan piala Super Cup Jerman. Pada waktu dipecat, Nagelsmann tidak pernah kalah sekalipun di Liga Champions 2022/2023.
Prestasi Thomas Thucel
Nagelsmann dan Tuchel bisa dibilang merupakan dua orang saudara seperguruan. Keduanya sama-sama pernah menimba ilmu dari pencetus taktik gegenpressing, Ralf Rangnick.
Berbeda dengan Nagelsmann yang bertemu Rangninck di Hoffenheim, Tuchel berguru dengannya lebih awal di VfB Stuttgard. Ia bertemu dengan Rangnick ketika menjadi kepala pelatih Stuttgard Muda pada tahun 2000.
Bisa dibilang, Tuchel memiliki pengalaman yang lebih panjang dari pada juniornya. Ia juga sudah memenangkan lebih banyak trofi bergengsi. Pengalaman paling terkenalnya adalah ketika memimpin tim Borussia Dortmund, PSG, dan Chelsea FC.
Ketika melatih Dortmund selama 2 tahun, Ia memperoleh piala German Cup pada tahun 2016/2017. Ketika melatih PSG, Ia memperoleh piala jauh lebih banyak. Ia mendapatkan 2 piala Super Cup Prancis, 1 piala French League Cup, 1 piala French Cup, dan 2 piala League One Prancis.
Musim terbaiknya di PSG adalah pada tahun 2019/2020, yaitu ketika Ia memenangkan 4 piala sekaligus. Di Chelsea, yang hanya berdurasi 1 tahun 8 bulan, Ia mendapatkan 1 piala UEFA Supercup, 1 piala FIFA Club World Cup, dan 1 piala Champions League.
Bersama Chelsea, ia memperoleh penghargaan sebagai pelatih terbaik di dunia, yang disandingkan dengan penghargaan tim terbaik di dunia. Ketika Tuchel menjadi pelatih Bayern, pengalamannya jauh lebih menjanjikan dari pada Nagelsmann.
Perbedaan Taktik Tuchel dan Nagelsmann
Formasi yang paling sering digunakan oleh Julian Nagelsmann adalah 4-2-3-1. Meskipun begitu, akhir-akhir ini Ia juga sering memanfaatkan formasi 3 pemain bertahan. Hal tersebut membuat Joao Cancelo, yang baru saja bergabung dengan status pinjaman, cukup sering dicadangkan.
Meskipun begitu, menurut Nagelsmann, taktik bukanlah hal yang paling utama dalam mengantarkan tim ke sebuah kemenangan. Menurutnya, porsi taktik hanyalah sebesar 30 persen saja. 70 persen sisanya, adalah kondisi psikis dan kemampuan individual pemain.
Itulah mengapa, pelatih berusia 35 tahun ini lebih banyak menggunakan pendekatan emosional dari pada taktikal. Berbeda dengan Nagelsmann, Thomas Tuchel cenderung bermain sesuai dengan kemampuan pemain.
Di PSG, Ia cukup sering memainkan pemain dengan menggunakan taktik 4 bek. Sedangkan di Chelsea, Ia terkenal dengan taktik 3-4-3-nya yang adaptif. Taktik dengan 3 bek ini melahirkan peran wing back yang aktif menjaga kelebaran sekaligus menyerang.
Reece James dan Ben Chilwell menjadi kedua pemain yang cukup penting akibat penggunaan taktik ini.
–
Pemecatan ini bisa jadi merupakan sebuah jalan bagi Julian Nagelsmann untuk menjadi pelatih yang semakin dewasa. Kini, Thomas Tuchel menjadi pelatih Bayern yang baru, yang mana diharapkan untuk mampu membawa The Bavarian kembali menjuarai Bundesliga dan Liga Champions.