11 Jenis Vaksin COVID 19 yang Digunakan di Indonesia

11 Jenis Vaksin COVID 19 yang Digunakan di Indonesia

Vaksin untuk virus COVID 19 di dunia jenisnya ada banyak. Dunia sempat kacau akibat pandemi Corona, yang mana mendorong banyak laboratorium untuk mengembangkan vaksin dari virus ini. Dari banyaknya jenis, apa saja jenis vaksin COVID 19 yang bisa digunakan di Indonesia?

Apakah ada vaksin lain selain Sinovac, Astra Zeneca, Moderna, dan Pfizer? Jawabannya adalah “ada”. Saat ini ada 11 jenis vaksin yang bisa digunakan oleh penduduk Indonesia, yang mana akan dibahas di pembahasan berikut ini:

11 Jenis Vaksin COVID 19

Nama-nama yang sebelumnya dibahas, tidak semua adalah nama dari vaksin. 2 dari nama yang disebutkan adalah nama dari laboratorium pembuat vaksin. Untuk mengetahui yang mana yang merupakan nama laboratorium, simak 11 jenis vaksin berikut ini:

1. CoronaVac – Sinovac

CoronaVac – Sinovac

Vaksin COVID 19 yang pertama adalah CoronaVac, yang merupakan produk dari Laboratorium Sinovac Biotech. Ini merupakan vaksin COVID 19 yang pertama kali ditemukan, yang diberi ijin BPOM pada tanggal 11 Januari 2021.

Vaksin ini berisi inactivated virus atau patogen yang telah dinonaktifkan atau dimodifikasi. CoronaVac cocok untuk digunakan pada individu dengan usia enam tahun ke atas. Dosis dari vaksin ini yaitu 0,5 ml, yang disuntikkan sebanyak 2 kali dengan jarak minimum 28 hari.

2. COVID 19 Vaccine – Biofarma

COVID 19 Vaccine – Biofarma

Laboratorium Biofarma menciptakan vaksin bernama COVID 19 Vaccine. Vaksin buatan dalam negeri ini sama seperti CoronaVac, yang merupakan vaksin dengan basis inactivated virus.

Spesifikasi dari COVID 19 Vaccine juga sama seperti CoronaVac, yaitu untuk usia 6 tahun atau lebih tua, memiliki dosis 0,5 ml, dan disuntikkan sebanyak 2 kali dalam 28 hari atau lebih.

3. AstraZeneca

AstraZeneca

Jenis vaksin COVID 19 selanjutnya adalah AstraZeneca. Vaksin ini merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Oxford dan Laboratorium AstraZeneca.

Berbeda dengan dua vaksin sebelumnya, vaksin ini memanfaatkan non replicating viral vector, yang merupakan virus yang direkayasa dengan gen patogen target.

Dosis dari AstraZeneca adalah 2×0,5 ml, yang diberikan dengan rentang waktu 8 hingga 12 minggu. Vaksin ini hanya bisa digunakan oleh orang yang memiliki usia 18 tahun atau yang lebih tua.

4. Sinopharm

Sinopharm

Vaksin terakhir di daftar ini yang memanfaatkan inactivated virus adalah Sinopharm. Vaksin ini dikembangkan oleh laboratorium dengan nama yang sama, Sinopharm. Berbeda dengan vaksin inactivated virus lainnya, vaksin ini hanya bisa digunakan oleh individu berusia 18 tahun ke atas.

Rentang waktu dari vaksin pertama dan kedua Sinopharm adalah selama 21 hari. Dosisnya adalah 2×0,5 ml

5. Moderna

Moderna

Moderna merupakan vaksin COVID 19 yang dibuat oleh laboratorium Moderna. Vaksin ini berbasis m-RNA, yaitu memanfaatkan RNA yang telah direkayasa. Vaksin jenis ini dikenal murah dalam proses produksi, namun mahal dalam hal penyimpanan.

Vaksin mRNA umumnya membutuhkan ruang penyimpanan dengan suhu yang amat dingin. Dosisnya yaitu 2×0,5 ml dalam rentang waktu 28 hari atau lebih. Vaksin Moderna hanya bisa dimanfaatkan oleh individu dengan usia 18 tahun atau lebih.

6. Comirnaty – Pfizer

Comirnaty – Pfizer

Vaksin Comirnaty adalah hasil kolaborasi antara Pfizer, BioNTech, dan Fosun Pharma. Sama seperti Moderna, vaksin ini berbasis mRNA. Berbeda dengan vaksin lainnya, dosis dari vaksin Comirnaty yaitu 2×0,3 ml dalam rentang waktu 21 hari atau lebih.

Vaksin Comirnaty dapat dimanfaatkan oleh individu dengan usia yang lebih muda dari pada spesifikasi Moderna, yaitu 12 tahun ke atas.

7. Sputnik V – Gamaleya

Gamaleya Research Institute mengembangkan vaksin COVID 19 dengan nama Sputnik V. Vaksin buatan Rusia ini memanfaatkan basis non replicating viral vector. Dosis dari Sputnik V adalah 2×0,5 ml dalam rentang waktu 28 hari atau lebih.

Usia individu yang bisa memanfaatkan vaksin buatan Gamaleya ini adalah 18 tahun atau yang lebih tua.

8. Janssen – Johnson & Johnson

Janssen merupakan jenis vaksin COVID 19 yang cukup unik. Vaksin buatan Johnson & Johnson ini hanya membutuhkan 1 kali suntik saja. Dalam 1 kali suntik, volume cairan yang disuntikkan adalah 0,5 ml.

Janssen merupakan vaksin yang berbasis non replicating viral vector. Vaksin asal Negara Belanda ini hanya bisa digunakan pada subjek dengan usia 18 tahun ke atas.

9. Convidecia – CansinoBIO

Convidecia adalah vaksin berbasis non replicating viral vector terakhir di daftar ini. Vaksin ini dibuat oleh laboratorium asal Cina, CansinoBIO.

Sama seperti Janssen, dosis Convidecia adalah 1 kali suntik dengan volume 0,5 ml. Untuk memanfaatkan vaksin ini, orang yang diberi vaksin harus berusia 18 tahun ke atas.

10. Zifivax – Anhui Zhifei Longcom

Lagi-lagi ada vaksin COVID 19 buatan Cina, yang diberi nama Zifivax. Vaksin buatan Anhui Zhifei Longcom memanfaatkan basis rekombinan protein sub-unit. Vaksin jenis ini berisi beberapa komponen dari patogen.

Kelemahan dari vaksin ini adalah dosisnya yang memerlukan penyuntikan 0,5 ml vaksin sebanyak 3 kali, yang mana dilakukan dalam interval satu bulan. Zifivax hanya dapat digunakan oleh individu dengan usia 18 tahun ke atas.

11. Covovax – Serum Institute

Jenis vaksin COVID 19 terakhir yang bisa digunakan di Indonesia adalah Covovax. Vaksin ini merupakan vaksin terakhir yang diberi ijin oleh BPOM, yaitu pada tanggal 31 Oktober 2021. Covovax dibuat dengan basis rekombinan protein sub-unit.

Vaksin buatan Institut Serum India ini memiliki dosis yang lebih ringan dari pada vaksin rekombinan protein sebelumnya, yaitu 2×0,5 ml. Setiap suntikan Covovax diberikan dengan jarak 21 hari atau lebih. Vaksin buatan Negara India ini hanya bisa digunakan oleh invidivu dengan usia 18 tahun ke atas.

Setiap Jenis vaksin COVID 19 di atas memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Gunakan vaksin-vaksin di atas untuk vaksin 1, 2, atau booster, sesuai dengan spesifikasi masing-masing vaksin.