Fakta Baru Tsunami Covid-19 China, Kehabisan Peti Mati Hingga Pemakaman Melonjak!

Covid-19 di China

Kasus Covid-19 di China dikabarkan semakin meningkat sehingga beberapa pihak menyebutnya sebagai ‘Tsunami Corona’. Hal ini bukan tanpa alasan meningat tingkat kematian akibat virus satu ini juga melonjak cukup tajam. Dilansir BBC News, bahkan beberapa pedesaan di China krisis peti mati.

Hal ini rupanya berdampak pada biaya pemakaman yang semakin mahal akibat virus Covid-19. Salah satu penduduk di Provinsi Shanxi mengungkapkan bahwa peti mati sudah habis terjual di beberapa tempat. Kelangkaan peti mati ini juga berdampak pada masyarakat yang bekerja di industri pemakaman.

Fakta Terbaru Covid-19 di China 2023

Penyebaran virus Covid-19 di negeri tirai bambu semakin melonjak, bahkan tingkat kematian akibat virus ini belum bisa dihentikan. Lalu, apa saja fakta terbaru dari tsunami Corona di China yang saat ini ramai dibicarakan?

1. Perkiraan 5.000 Orang Meninggal Per Hari Akibat Covid-19

Perkiraan 5.000 Orang Meninggal Per Hari Akibat Covid-19

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), setidaknya jumlah kematian akibat Covid-19 di China berjumlah 34.000 orang. Hal tersebut terjadi semenjak dimulai kembalinya pandemi di negara berpenduduk 1,4 miliar orang tersebut.

Sementara itu, Reuters menyatakan adanya tuduhan WHO yang tidak melaporkan skala data secara akurat. Pada bulan Desember 2022 lalu, Insider melaporkan kematian rata-rata per hari di China akibat virus ini yaitu 5.000 orang.

2. Jumlah Kematian di Pedesaan Sulit Terdeteksi

Jumlah Kematian di Pedesaan Sulit Terdeteksi

Virus Covid-19 tidak hanya melanda warga di perkotaan, melainkan juga pedesaan di negara tersebut. Pada dasarnya, cukup sulit mendeteksi berapa korban meninggal akibat virus ini. Dilansir dari BBC, belum ada perkiraan resmi untuk jumlah kematian di pedesaan China.

Hal ini karena sebagian besar penduduknya meregang nyawa di rumah atau klinik desa setempat. Salah satu staf media BBC mengunjungi penduduk China di Provinsi Shanxi. Didapati informasi di desa tersebut kondisi krematorium sedang sibuk.

Tidak hanya itu, rumah duka juga menghadapi kekurangan peti mati, sedangkan kematian terus meningkat. Salah satu penduduk mengungkapkan “Suatu hari seseorang akan mati karena virus ini, keesokan harinya orang lain. Dalam satu bulan terakhir ini sudah non-stop kematian.”

3. Potensi Besar Penularan Virus Pasca Mudik Imlek

Potensi Besar Penularan Virus Pasca Mudik Imlek

Pada perayaan Imlek tahun ini, jutaan masyarakat China pulang kampung untuk menikmati liburan tahun baru Imlek bersama keluarga dan kerabat. Meski kasus Covid-19 di beberapa desa sudah melandai, namun terdapat kekhawatiran kematian akibat virus ini terus datang.

Mengingat baru-baru ini jutaan orang muda mendatangi kampung halaman mereka di tengah Imlek. Pada dasarnya, kondisi ini berpotensi membawa virus Covid-19 kembali ke masyarakat yang usianya lebih tua dan rentan.

4. Kematian Akibat Covid-19 Capai 13.000 dalam Sepekan

Kematian Akibat Covid-19 Capai 13.000 dalam Sepekan

Kasus Covid-19 yang terbilang masih tinggi membuat para tenaga medis di seluruh negeri China mengerahkan upaya sekuat tenaga. Mereka menangani banyak pasien pandemi di rumah sakit di kota besar maupun pedesaan.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa tingkat kematian akibat virus Corona ini menembus 13.000 orang dalam 7 hari. Perlu diketahui bahwa virus satu ini telah menginfeksi sebagian besar populasi manusia di negeri Tirai Bambu. Pada periode sebelumnya, nyaris 60.000 orang di China meninggal karena Covid-19.

Data tersebut didapatkan per 12 Januari, namun data resminya sebenarnya masih dipertanyakan. Terlebih ketika Beijing secara mengejutkan mencabut kontrol anti-virus Corona di akhir tahun 2022 lalu.

Berdasarkan informasi yang dirilis Center for Disease Control and Prevention (CDC) di China, per 21 Januari 2022 sebanyak 681 pasien rawat inap meninggal dunia.

Penyebab utamanya yaitu gagal bernapas akibat infeksi virus Covid-19. Sedangkan 11.977 orang lainnya menghembuskan napas karena infeksi virus tersebut di periode yang sama. Namun, data statistik yang ditunjukkan tidak merefleksikan korban meninggal di rumah karena virus tersebut.

5. Keprihatinan Presiden China Tentang Gelombang Covid-19

Keprihatinan Presiden China Tentang Gelombang Covid-19

Presiden China, Xi Jinping menyatakan keprihatinan atas kasus Covid-19 di negaranya yang semakin menyebar. Tidak hanya di perkotaan, melainkan juga pedesaan dimana sumber daya medis begitu terbatas. Meski demikian, ia mendorong masyarakat agar tetap berjuang melawan virus ini.

Ungkapan dan dorongan presiden terdengar terutama ketika jutaan pekerja perkotaan di China mudik ke kampung halamannya. Jutaan orang mudik untuk merayakan Lunar New Year atau Imlek. Momen ini disebut-sebut sebagai migrasi tahunan terbesar masyarakat Tiongkok sebelum kasus Covid-19 terbaru.

6. Puncak Kematian Covid-19 Selepas Imlek

Puncak Kematian Covid-19 Selepas Imlek

Seperti yang dilaporkan Airfinity, perkiraan korban Covid-19 pasca liburan Imlek mencapai 36.000 orang. Pada dasarnya, data tersebut diungkapkan oleh firm forecast, yaitu perusahaan yang meramalkan jumlah korban virus dengan melihat data dan tren pasar.

Berdasarkan data terbaru perusahaan tersebut, lebih dari 600.000 masyarakat China meregang nyawa akibat Covid-19. Adapun kasus Covid-19 di China melonjak tajam semenjak pemerintahnya menerapkan kebijakan Zero Covid di bulan Desember 2022 lalu.

7. Estimasi Jumlah Korban Covid-19 Tahun Ini

Estimasi Jumlah Korban Covid-19 Tahun Ini

Pada dasarnya, seluruh tenaga medis di China mengerahkan upayanya semaksimal mungkin untuk menangani pasien Covid-19. Adapun prediksi berbagai ahli menuturkan bahwa korban Corona di China bisa lebih dari satu juta orang di tahun ini.

Dari banyaknya korban tersebut, mayoritas (90 persen lebih) yang meninggal berusia 65 tahun ke atas. Pihak berwenang meyakini puncak infeksi di kota-kota besar mulai melandai, contohnya di Shanghai dan Beijing.

Namun pasca liburan Imlek, lonjakan tajam Covid-19 diprediksi semakin dekat. Mengingat jutaan masyarakat China saat itu pulang di waktu yang bersamaan.

Kasus Covid-19 di China memang melonjak tajam semenjak kebijakan Zero Covid-19 di akhir tahun 2022 lalu. Pada akhirnya, di bulan Januari 2023 jumlah kematian semakin meningkat, terlebih selepas liburan Imlek. Bahkan di beberapa pedesaan jumlah peti mati sampai terbilang langka.