Sudah sejak lama Facebook diterpa isu yang tidak menyenangkan. Banyak yang bilang bahwa Facebook hidup segan mati tidak mau, menggambarkan Facebook sekarat dengan akurat. Namun, benarkah demikian? Kenapa banyak yang menganggap seperti ini?
Memang, di tengah ramainya isu PHK massal dan media sosial lainnya, banyak yang bilang bahwa Facebook sudah tidak relevan lagi. Namun, klaim ini langsung dibantah oleh Country Managing Director Meta di Indonesia, Pieter Lydian.
Alasan Facebook Sekarat dan Ditinggalkan Pengguna
Menyebut Facebook ditinggalkan penggunanya sebenarnya terlalu berlebihan. Karena ternyata masih ada pengguna yang bermain di platform media sosial ini. Mungkin, pengguna tidak serta merta meninggalkan Facebook, namun hanya mengurangi waktu penggunaannya.
Apa pun alasannya, mau diakui atau tidak, pengguna Facebook memang menurun drastis dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Nah, di bawah ini akan dibahas secara singkat faktor apa saja yang menyebabkan ini terjadi.
1. Gempuran Media Sosial Lainnya
Jelas, salah satu faktor kenapa Facebook mulai ditinggalkan penggunanya adalah karena gempuran platform media sosial lainnya. Secara khusus, kami akan menyebut TikTok, yang sejak kemunculannya, telah merebut pengguna media sosial lain yang lebih dulu ada.
Siapa sih sekarang yang tidak main TikTok? Video pendek sedang sangat digemari sekarang ini, dan yang menjadi pelopornya adalah TikTok. Di sini, pengguna bisa membuat/menonton video pendek, live streaming, berjualan dan lain sebagainya.
Tidak heran, banyak platform lain yang meniru TikTok, misalnya saja Instagram dengan Reels dan Youtube dengan Short. Tak pelak, dengan gempuran inovasi media sosial lainnya yang gencar, pengguna Facebook berangsur turun dan beralih ke platform yang disebutkan di atas.
2. Tidak Relevan Lagi untuk Remaja
Alasan lain kenapa Facebook sekarat dan mulai ditinggalkan penggunanya adalah karena platform ini memiliki citra negatif di kalangan remaja. Dulu, remaja masih suka menggunakan Facebook, karena masih relevan dengan kehidupan mereka.
Ada sentimen yang mengatakan bahwa Facebook adalah tempat untuk orang dewasa, yang berumur sekitar 40-50 tahun. Tidak heran, jika pengguna remaja Facebook tahun 2021 menurun 13% dari tahun 2019, dan akan terus anjlok sampai 45% selama dua tahun ke depan.
3. Bagai Katak dalam Tempurung
Berbeda dengan platform media sosial lain, pengguna Facebook hanya bisa melihat konten yang dibagikan teman atau akun yang diikutinya. Imbasnya, mereka tidak bisa tahu apa yang sedang viral pada hari ini, jadi seperti berada dalam gelembung, tidak tahu dunia luar.
Bandingkan saja dengan TikTok misalnya, di mana setiap video yang viral akan masuk ke FYP pengguna. Begitu pula dengan Twitter, tinggal mencari di tagar saja untuk melihat sesuatu yang sedang trending, di Indonesia atau dunia.
4. Tidak Ada Saran Konten yang Kreatif dan Menghibur
Facebook dan Instagram mungkin sama-sama berada di bawah naungan Meta, namun keduanya berbeda. Ya, Instagram bisa menampilkan konten yang kreatif dan menghibur, tepatnya di Explore, meski pengguna tidak mengikuti akun-akun tersebut.
Sayangnya, Facebook tidak memiliki fitur ini, jadi banyak yang pilih menggunakan IG dibandingkan FB. Jika ada post yang disarankan, mungkin adalah Halaman Facebook atau Reels yang berasal dari Instagram.
5. Hoax dan Kampanye Hitam
Sebenarnya tidak hanya Facebook saja, namun platform ini sudah identik sebagai tempat terbaik di mana hoax dan kampanye hitam menyebar. Mungkin saja ulah boomer kurang literasi, yang termakan berita hoax, yang isinya menjelek-jelekkan individu atau lembaga.
Masih banyak alasan lain sebenarnya, seperti :
- Facebook telat berinovasi fitur stories dan hashtag, yang jelas meniru dari Instagram.
- Learning curve Facebook terlalu kompleks.
- Sandi FB konon lebih mudah diretas.
- Banyak disusupi malware, seperti akun yang tiba-tiba posting konten porno.
- Facebook menjadi sarang MLM.
- Jarang selebritis beken yang main Facebook.
Ini Bantahan Country Managing Director Indonesia
Banyak yang mengklaim bahwa Facebook mulai ditinggalkan pengguna, selain gempuran media sosial lain seperti TikTok, juga PHK 21 karyawan di seluruh dunia. Namun, hal ini langsung dibantah oleh Meta, yang menaungi Facebook.
Melalui Country Managing Director Meta, Pieter Lydian, yang terjadi justru sebaliknya. Bahkan, sampai tulisan ini dibuat, Facebook masih memiliki dua miliar pengguna aktif harian di seluruh dunia, membuatnya media sosial yang populer di AS, Thailand dan Filipina.
Pieter menambahkan, meski pengguna tidak melihat kontan yang diunggah teman di Feed, namun Facebook masih memiliki fitur lain yang bermanfaat. Contohnya saja grup dan Facebook Gaming, yang memiliki demografi pengguna beragam.
Sekarang ini, ada sekitar 148 juta orang, yang tergabung di 10,5 juta grup Facebook, berkembang 40% daripada sebelumnya. Tahun ini, Meta pun menyiapkan tiga prioritas penting, yaitu AI (Kecerdasan Buatan), fitur untuk kreator dan layanan pesan yang lebih baik.
Facebook sekarat mungkin masih lama, atau tidak pernah terjadi sama sekali. Yang jelas, dan ini tidak bisa dipungkiri, Facebook menurun jumlah penggunanya, disebabkan beberapa faktor yang disebutkan di atas.